]

Berpegangan, Agar Tak Jatuh ...


Pagi ini sarapan sederhanaku; nasi putih, tahu isi, dan sambel teri, menjadi istimewa, sebab kunikmati sambil kubaca ulang sms kamu (sms terpanjang yang mestinya masuk kotak inbox, yang kamu kirim tengah malam saat aku lelap):
-----
Masih ingat suatu malam beberapa waktu lalu di tempat kita bertemu, tempat yang mungkin tak pernah terpikirkan oleh orang lain, tempat yang kamu pilih dan yang aku suka.
Kita duduk berdua sambil berpegangan tangan. Berpegangan tangan seolah kita tak mau berpisah. Kita tak ingin kehilangan satu dengan yang lain. Di manapun kita berada, pegangan tangan itu tak pernah kita lepaskan. Jalan, duduk, berdiri, bahkan saat mengemudi, sesekali tanganmu raih tanganku.
Pegangan tangan itu masih erat terasa sampai saat ini.
Masih ingat suatu malam beberapa waktu lalu di tempat kita bertemu, tempat yang mungkin tak pernah terpikirkan oleh orang lain, tempat yang kamu pilih dan yang aku suka.
Kita duduk berdua sambil berpegangan tangan, sambil kita bercerita. Cerita tentang kita, bukan dunia lain. Bukan pula tentang mereka yang berlalu lalang. Cerita tentang dirimu dan aku. Aku pahami dirimu, perempuan yang punya keberanian untuk mandiri yang selalu punya kekuatan tersendiri, tapi tetap butuh pegangan.
Ingatkah kamu commentku tentang foto-foto di album efbemu. Komentar yang masuk ke kotak inboxmu. Commentku bahwa di setiap fotomu, kamu selalu memegang sesuatu, sekecil apapun benda itu. Mengingatkanku pada pegangan tanganmu. Lalu kamu bilang, "se-independence apapun aku saat ini, aku tetap perempuan yang butuh pegangan. Aku butuh kamu ", begitu katamu.
Pegangan tangan itu masih erat terasa sampai saat ini.
Langkah-langkah kecil kita menyusuri trotoar jalan, membawa kita di tempat yang begitu nyaman untuk menikmati santap malam. Kita menikmatinya di bawah temaram cahaya.Cahaya redup itu tak mampu menghalangi pandanganku pada wajahmu. Sebab kita meneranginya dengan kasih sayang. Itulah cahaya keabadian.
Tahukah kamu bahwa saat ku tatap dalam-dalam wajahmu yg disinari cahaya lampu malam itu, kudapatkan keceriaan, kutemukan keindahan, kudapati ketulusan. dan kurasakan kasih sayang.
Ingatkah kamu kalau saat itu kukatakan, kamu jangan tinggalkan aku walau sekejap, karena aku hanya ingin berada di dekatmu.
Ingatkah kamu jika malam itu aku juga katakan aku ingin hidup bersama di tempat itu.Tempat yang tak pernah orang tau.
Ingatkah kamu, ada begitu banyak yang kita inginkan, saat itu kita ungkapkan, saat itu kita rencanakan, di tempat yang kamu suka, yang tak pernah orang tau. Sambil kita tetap berpegangan tangan.
Masih berpegangan tangan, yang hangatnya masih kurasakan sampai saat ini.
Kita meniti anak-anak tangga yang mulai usang diterangi lampu-lampu minyak bersumbu kecil. Meski agak licin dan setengah gelap, kita tak takut jatuh, sebab kita saling berpegangan tangan, sebab kita saling menerangi.

0 Response to "Berpegangan, Agar Tak Jatuh ..."